Translate

Sabtu, 21 Maret 2015

Senyum

Diikutsertakan dalam #CERMIN - Cerita Mini Bentang Pustaka

Tema: Make Up



"Ayah, Nena mau ke sana!"
Anakku merengek, menunjuk-nunjuk seorang lelaki berpakaian kedodoran, perut buncit, dengan lipstik merah menor duduk tak jauh dari kami.
Lipstik lelaki itu memenuhi tepat setengah bagian wajahnya. Melengkungkan senyum serupa busur yang amat lebar.

"Ayo, Ayaaaah!"
Kali ini Nena menarik lengan bajuku.
Ah, sebenarnya aku benci badut. Tapi sebagai orang tua, tentu saja aku tak tega menolak permintaan putri bungsuku ini.
Dengan enggan kulangkahkan kaki ke arahnya. Tak seperti badut lain yang selalu ramai dikelilingi anak-anak, badut ini terduduk sendiri di bangku taman sambil menggenggam beberapa balon.

Ia tampak terkejut ketika kami mendekat. Namun dengan senyum mengembang, diladeninya anakku.
"Halo, Manis! Mau balon?"
"Mauuu!" Seru Nena girang.
Badut itu mengangsurkan balon berwana kelabu ke arah putriku. Tiba-tiba saja aku menyadari ada sesuatu yang aneh padanya.

"Mas? ..." Ujarku ragu.
Ia menoleh. Senyumnya masih lebar. Lipstik merah itu melengkung sempurna dari pipi kanan ke pipi kiri.
Namun bila kuperhatikan baik-baik, bibir lelaki itu sebenarnya sama sekali mengatup.
Bulir-bulir cairan mengalir dari celak matanya hingga membentuk garis sewarna arang yang membelah bedak tebal di pipinya. Ia menangis sendirian sedari tadi.


Detail: 183 words
Estimated Reading Time: 43 seconds

Tidak ada komentar: